Pada era digital yang terus berkembang pesat, fenomena bank digital semakin menarik perhatian. Salah satu pemain utama dalam ranah ini adalah Sea Group, yang merupakan induk dari PT Bank Seabank Indonesia, bank digital terkemuka yang terkait dengan platform e-commerce terbesar di Indonesia, Shopee.

Transformasi Bisnis: Membakar Uang atau Strategi Inovatif?

Sasmaya Tuhuleley, Presiden Direktur SeaBank Indonesia, menanggapi pandangan negatif terhadap bank digital yang sering dikaitkan dengan strategi ‘bakar uang’. Menurutnya, istilah ini kerap muncul di tengah berkembangnya perusahaan rintisan atau startup yang agresif dalam pengeluaran dana promosi, tanpa mempertimbangkan profitabilitas. Namun, dia menegaskan bahwa hal tersebut tidaklah berlaku bagi bank digital seperti Seabank.

Komitmen pada Profitabilitas dan Efisiensi Operasional

Sasmaya menjelaskan bahwa bank digital berada di bawah pengawasan yang ketat. Di mana perencanaan dan evaluasi dilakukan secara berkala oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Profitabilitas dan efisiensi diukur dengan cermat, sehingga strategi ‘membakar’ uang tidaklah relevan dalam konteks bank digital. Meskipun biaya operasional meningkat, Seabank tetap mampu mencatatkan profit yang signifikan.

Keunggulan Bank Digital dalam Pelayanan dan Layanan Keuangan

Dibandingkan dengan bank konvensional, bank digital memiliki keunggulan dalam pemberian bunga simpanan yang tinggi, disertai dengan bunga pinjaman yang kompetitif. Hal ini memungkinkan Seabank untuk menarik nasabah dengan penawaran yang menarik dan menguntungkan. Selain itu, dengan mengandalkan ekosistem digital, bank digital dapat beroperasi dengan lebih efisien tanpa perlu membuka cabang fisik.

Tantangan dan Strategi Keberhasilan

Meskipun demikian, persaingan antar bank digital semakin ketat dengan munculnya pesaing baru. Agus W. Soehadi, seorang ahli pemasaran yang juga Wakil Rektor I Universitas Prasetiya Mulya, menekankan pentingnya bagi bank digital untuk memikirkan strategi yang berkelanjutan dalam mempertahankan nasabah. Dalam konteks ini, strategi ‘membakar’ uang dinilai kurang efektif dan tidak mendukung keberlanjutan bisnis. Bhima Yudhistira, Direktur Celios (Center of Economic and Law Studies), menyarankan bank digital untuk menjalankan strategi kolaborasi dengan platform e-commerce dan dompet digital guna menciptakan loyalitas konsumen yang berkelanjutan.

Baca Juga: Artikel Fintech di Nova Pulsa

Kesimpulan

Dengan berbagai inovasi dan strategi yang digunakan, bank digital seperti Seabank Indonesia terus menunjukkan keberhasilannya dalam mengubah paradigma bisnis perbankan. Dengan komitmen pada profitabilitas, efisiensi operasional, dan pengembangan strategi yang berkelanjutan, bank digital mampu bertahan dan bersaing dalam lingkungan bisnis yang dinamis dan kompetitif.